Friday, May 4, 2007

Gereja Yang Hidup

Gereja Yang Hidup Itu Apa yaa?

Ada sebuah narasi yang menarik untuk dibaca:

Gereja! Kata ini selalu saja ada di telinga kita. Tetapi apakah arti dan hekekat gereja? Si Amin anak Pak Doel penjual kambing lebaran selalu mengatakan, “…gereja itu lho Pak, tempat orang-orang pake jas dan baju yang cantik-cantik dan orang yang banyak uang…dan yang aku selalu dapat sumbangan…”

Tapi dagang jamu di sebelah gereja selalu mengatakan “…bukan, gereja itu punyanya Pak Anu yang selalu minum jamu di sini, dia orang kaya yang tinggal di sebelah timur jalan!”

“Lho, kenken ne…”, jawab si Ketut anak men canang yang biasa jualan canang di pasar Goris, “…gereja itu setahu tiang cuma tempat nongkrong anak-anak pemuda yang saban hari kerjanya megendiiiiing terus…”

“Oh bukaan…gereja itu adalah tempat berkumpulnya orang beriman dan yang menunju pada keselamatan dan terang yang ajaib, bla-bla-bla…” Itu kata Pak Majelis B dari gereja C .

“Yang artinya Pak?” Tanya anak katekisasinya.

Pak majelis menjawab, “eh…eh…eh…ya itu…pokoknya itu saja seperti yang di buku katekisasi yang saya pinjam dari pak pendeta…kalau begitu sebentar saya tanya dulu sama pak pendeta”.

Majelis B tanya sama pendeta D, dan dijawab katanya, ”Memang sudah begitu dan tidak boleh diganggu gugat, itu rumusan resmi dari Heidelberg! Ingat rumusan resmi dari Heidelberg, dari Jerman tau…!

Pak majelis pulang dan mengatakan kepada anak-anak: “Anak-anak itu dari Heidelbereg! Anak-anak melanjutkan dengan koor: “Oooo dari ”Heidelberouug3x” (meski mengucapkannya salah tetapi mereka senang sekali dengan kesalahannya…)


Gereja itu apa ya?

Wajah gereja kacau balau saat itu. Dan mungkin bertambah suram! Sebab tidak ada yang dapat menjelaskan secara tahu pasti apa itu hekekat gereja …mulai dari si Doel sampai dengan pendeta jemaat! Atau mungkin pembaca juga kan? Tidakkah Yesus akan menjadi sedih akan hal itu?

Gereja itu apa ya?

Sebenarnya dia adalah wajah seorang putri kecil yang cantik, yang dititipkan di sebuah keluarga kaya raya, yaitu bumi dan kita saat ini! Wajahnya sangat polos, sederhana, dan sangat rendah hati. Tetapi “orang tua asuhnya”, yaitu kita, semakin lama mendandaninya dengan berbagai hiasan kepentingan, hiasan-hiasan kecongkakan, hiasan-hiasan kerakusan, hiasan-hiasan kemunafikan dan hiasan-hiasan lainnya yang membuat wajahnya semakin tua dari umur yang sebenarnya!

Tetapi syukurlah ‘Orang tua’ kandungnya, yaitu Kristus selalu berpesan: Rendah hatilah agar engkau tetap menjadi gereja yang hidup di tengah bumi yang semakin redup! Meskipun wajahmu telah dirusak oleh manusia, tetapi kalau engkau rendah hati pasti kecantikanmu akan bersinar seperti sang mentari di fajar timur ibunda bumi Bali!

Sederhana saja rupanya: Menjadi gereja yang hidup adalah menjadi gereja yang rendah hati. Jemaat yang rendah hati, majelis yang rendah hati, dan pendeta yang rendah hati, dan tentunya orang Kristen yang rendah hati …seperti Yesus yang rendah hati!

No comments: